Sunday, April 13, 2014
Saturday, April 12, 2014
Kasidah Burdah & Al-Bushiri
Qosidah
Burdah adalah salah satu karya paling populer dalam khazanah sastra
Islam.
Isinya, sajak-sajak pujian kepada Nabi Muhammad SAW, pesan moral,
nilai-nilai spiritual, dan semangat perjuangan, hingga kini masih
sering dibacakan di sebagian pesantren salaf dan pada peringatan Maulid
Nabi. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti
Persia, Turki, Urdu, Punjabi, Swahili, Pastum, Melayu, Sindi, Inggris,
Prancis, Jerman dan Italia.
Pengarang qosidah Burdah ialah Al-Bushiri (610-695H/ 1213-1296 M). Nama lengkapnya, Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid al-Bushiri. Dia keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko dan dibesarkan di Bushir, Mesir, Dia seorang murid Sufi besar, Imam as-Syadzili dan penerusnya yang bernama Abdul Abbas al-Mursi - anggota Tarekat Syadziliyah. Di bidang ilmu fiqih, Al Bushiri menganut mazhab Syafi’i, yang merupakan mazhab fiqih mayoritas di Mesir.
Di
masa kecilnya, ia dididik oleh ayahnya sendiri dalam mempelajari Al
Quran di samping berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Kemudian ia belajar
kepada ulama-ulama di zamannya. Untuk memperdalam ilmu agama dan
kesusateraan Arab ia pindah ke Kairo. Di sana ia menjadi seorang
sastrawan dan penyair yang ulung. Kemahirannya di bidang sastra syair
ini melebihi para penyair pada zamannya. Karya-karya kaligrafinya juga
terkenal indah.
Sebagian ahli sejarah
menyatakan, bahwa ia mulanya bekerja sebagai penyalin naskah-naskah.
Louis Ma’luf juga menyatakan demikian di dalam Kamus Munjibnya.
Sajak-sajak
pujian untuk Nabi dalam kesusasteraan Arab dimasukkan ke dalam genre
al-mada’ih an-nabawiyah, sedangkan dalam kesusasteraan-kesusasteraan
Persia dan Urdu dikenal sebagai kesusasteraan na’tiyah (kata jamak dari
na’t, yang berarti pujian). Sastrawan Mesir terkenal, Zaki Mubarok,
telah menulis buku dengan uraian yang panjang lebar mengenai al-mada’ih
an-nabawiyah. Menurutnya, syair semacam itu dikembangkan oleh para sufi
sebagai cara untuk mengungkapkan perasaan religius yang Islami.
Qosidah
Burdah terdiri atas 160 bait (sajak), ditulis dengan gaya bahasa
(uslub) yang menarik, lembut dan elegan, berisi panduan ringkas mengenai
kehidupan Nabi Muhammad SAW, cinta kasih, pengendalian hawa nafsu, doa,
pujian terhadap Al Quran, Isra’ Mi’raj, jihad dan tawasul.
Dengan
memaparkan kehidupan Nabi secara puitis, AI-Bushiri bukan saja
menanamkan kecintaan umat Islam kepada- Nabinya, tetapi juga mengajarkan
sastra, sejarah Islam, dan nilai-nilai moral kepada kaum Muslimin. Oleh
karenanya, tidak mengherankan jika kasidah Burdah senantiasa dibacakan
di pesantren-pesantren salaf, dan bahkan diajarkan pada tiap hari Kamis
dan Jumat di Universitas AI-Azhar, Kairo.
Al-Bushiri
hidup pada suatu masa transisi perpindahan kekuasaan dinasti Ayyubiyah
ke tangan dinasri Mamalik Bahriyah. Pergolakan politik terus
berlangsung, akhlak masyarakat merosot, para pejabat pemerintahan
mengejar kedudukan dan kemewahan. Maka munculnya kasidah Burdah itu
merupakan reaksi terhadap situasi politik, sosial, dan kultural pada
masa itu, agar mereka senantiasa mencontoh kehidupan Nabi yang bertungsi
sebagai uswatun hasanah (suri tauladan yang baik), mengendalikan hawa
nafsu, kembali kepada ajaran agama yang murni, Al Quran dan Hadits.
Sejarah Ringkas Qosidah Al-Burdah
Al-Burdah menurut etimologi banyak mengandung arti, antara lain :
1.
Baju (jubah) kebesaran khalifah yang menjadi salah satu atribut
khalifah. Dengan atribut burdah ini, seorang khalifah bisaaikh Al
Busyiri dibedakan dengan pejabat negara lainnya, teman-teman dan
rakyatnya.
2. Nama dari kasidah yang dipersembahkan kepada Rasulullah SAW yang digubah oleh Ka’ab bin Zuhair bin Abi Salma.
2. Nama dari kasidah yang dipersembahkan kepada Rasulullah SAW yang digubah oleh Ka’ab bin Zuhair bin Abi Salma.
Pada
mulanya, burdah (dalam pengertian jubah) ini adalah milik Nabi Muhammad
SAW yang diberikan kepada Ka’ab bin Zuhair bin Abi Salma, seorang
penyair terkenal Muhadramin (penyair dua zaman: Jahiliyah dan Islam).
Burdah yang telah menjadi milik keluarga Ka’ab tersebut akhirnya dibeli
oleh Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan seharga duapuluh ribu dirham, dan
kemudian dibeli lagi. oleh Khalifah Abu Ja’far al-Manshur dari dinasti
Abbasiyah dengan harga empat puluh ribu dirham. Oleh khalifah, burdah
itu hanya dipakai pada setiap shalat id dan diteruskan secara turun
temurun.
Riwayat pemberian burdah
oleh Rasulullah SAW kepada Ka’ab bin Zuhair bermula dari Ka’ab yang
menggubah syair yang senantiasa menjelek-jelekkan Nabi dan para sahabat.
Karena merasa terancam jiwanya, ia lari bersembunyi untuk menghindari
luapan amarah para sahabat. Ketika terjadi penaklukan Kota Makkah,
saudara Ka’ab yang bernama Bujair bin Zuhair mengirim surat kcpadanya,
yang isinya antara lain anjuran agar Ka’ab pulang dan menghadap
Rasulullah, karena Rasulullah tidak akan membunuh orang yang kembali
(bertobat). Setelah memahami isi surat itu, ia berniat pulang kembali ke
rumahnya dan bertobat.
Kemudian
Ka’ab berangkat menuju Madinah. Melalui ‘tangan’ Abu Bakar Siddiq, di
sana ia menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW. Ka’ab memperoleh
sambutan penghormatan dari Rasulullah. Begitu besarnya rasa hormat yang
diberikan kepada Ka’ab, sampai-sampai Rasulullah melepaskan burdahnya
dan memberikannya kepada Ka’ab.
Ka’ab
kemudian menggubah Qosidah yang terkenal dengan sebutan Banat Su’ad
(Putri-putri Su’ad), terdiri atas 59 bait (puisi). Qosidah ini disebut
pula dengan qosidah Burdah. la ditulis dengan indahnya oleh kaligrafer
Hasyim Muhammad al-Baghdadi di dalam kitab kaligrafi-nya, Qawaid al-Khat
al-Arabi.
Di samping itu, ada
sebab-sebab khusus dikarangnya Kasidah Burdah itu, yaitu ketika
al-Bushiri menderita sakit lumpuh, sehingga ia tidak dapat bangun dari
tempat tidurnya, maka dibuatnya syair-syair yang berisi pujian kepada
Nabi, dengan maksud memohon syafa’afnya. Di dalam tidurnya, ia bermimpi
berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW. di mana Nabi mengusap wajah
al-Bushiri, kemudian Nabi melepaskan jubahnya dan mengenakannya ke tubuh
al-Bushiri, dan saat ia bangun dari mimpinya, seketika itu juga ia
sembuh dari penyakitnya.
Pemikiran-Pemikiran
Bushiri dalam Al-Burdah dimulai dengan nasib, yaitu ungkapan rasa pilu
atas dukacita yang dialami penyair dan orang yang dekat dengannya, yaitu
tetangganya di Dzu Salam, Sudah menjadi kelaziman bagi para penyair
Arab klasik dalam mengawali karya syairnya selalu merujuk pada tempat di
mana ia memperoleh kenangan mendalam dalam hidupnya, khususnya kampung
halamannya. Inilah nasib yang diungkapkan Bushiri pada awal bait :
Amin tadzakurin jiranin bi Dzi Salami
Mazajta dam ‘an jara min muqlatin bi dami?
Tidakkah kau ingat tetanggamu di Dzu Salam
Yang air matanya tercucur bercampur darah?
Mazajta dam ‘an jara min muqlatin bi dami?
Tidakkah kau ingat tetanggamu di Dzu Salam
Yang air matanya tercucur bercampur darah?
Kemudian
ide-ide al-Bushiri yang penting dilanjutkan dengan untaian-untaian yang
menggambarkan visi yang bertalian dengan ajaran-ajaran tentang
pengendalian hawa nafsu. Menurut dia, nafsu itu bagaikan anak kecil,
apabila diteruskan menetek, maka ia akan tetap saja suka menetek. Namun
jika ia disapih, ia pun akan berhenti dan tidak suka menetek lagi.
Pandangan al-Bushiri tentang nafsu tersebut terdapat pada bait ke-18,
yang isinya antara lain :
Wa an-nafsu kattifli in tuhmiihu syabba ‘ala
Hubbi ar-radha’i wa in tufhimhu yanfatimi
Nafsu bagaikan anak kecil, yang bila dibiarkan menetek
Ia akan tetap senang menetek. Dan bila disapih ia akan melepaskannya.
Hubbi ar-radha’i wa in tufhimhu yanfatimi
Nafsu bagaikan anak kecil, yang bila dibiarkan menetek
Ia akan tetap senang menetek. Dan bila disapih ia akan melepaskannya.
Dalam
ajaran pengendalian hawa nafsu, al-Bushiri menganjurkan agar kehendak
hawa nafsu dibuang jauh-jauh, jangan dimanjakan dan dipertuankan, karena
nafsu itu sesat dan menyesatkan. Keadaan lapar dan kenyang,
kedua-duanya dapat merusak, maka hendaknya dijaga secara seimbang.
Ajakan dan bujukan nafsu dan setan hendaknya dilawan sekuat tenaga,
jangan diperturutkan (bait 19-25).
Selanjutnya,
ajaran Imam al-Bushiri dalam Burdahnya yang terpenting adalah pujian
kepada Nabi Muhammad SAW. la menggambarkan betapa Nabi diutus ke dunia
untuk menjadi lampu yang menerangi dua alam : manusia dan Jin, pemimpin
dua kaum : Arab dan bukan Arab. Beliau bagaikan permata yang tak
ternilai, pribadi yang tertgosok oleh pengalaman kerohanian yang tinggi.
Al-Bushiri melukiskan tentang sosok Nabi Muhammad seperti dalam bait
34-59 :
Muhammadun sayyidul kaunain wa tsaqaulain
Ni wal fariqain min urbin wa min ajami
Muhammad adalah pemimpin dua alam : manusia dan jin
Pemimpin dua kaum : Arab dan bukan Arab.
Ni wal fariqain min urbin wa min ajami
Muhammad adalah pemimpin dua alam : manusia dan jin
Pemimpin dua kaum : Arab dan bukan Arab.
Pujian
al-Bushiri pada Nabi tidak terbatas pada sifat dan kualitas pribadi,
tetapi mengungkapkan kelebihan Nabi yang paling utama, yaitu mukjizat
paling besar dalam bentuk Al Quran, mukjizat yang abadi. Al Quran adalah
kitab yang tidak mengandung keraguan, pun tidak lapuk oleh perubahan
zaman, apalagi ditafsirkan dan dipahami secara arif dengan berbekal
pengetahuan dan makrifat. Hikmah dan kandungan Al Quran memiliki
relevansi yang abadi sepanjang masa dan selalu memiliki konteks yang
luas dengan peristiwa-peristiwa sejarah yang bersifat temporal. Kitab Al
Quran selamanya hidup dalam ingatan dan jiwa umat Islam.
Selain
Kasidah Burdah, al-Bushiri juga menulis beberapa kasidah lain di
antaranya a!-Qashidah al-Mudhariyah dan al-Qashidah al-Hamziyah. Sisi
lain dari profil al-Bushiri ditandai oleh kehidupannya yang sufistik,
tercermin dari kezuhudannya, tekun beribadah, tidak menyukai kemewahan
dan kemegahan duniawi.
Di kalangan
para sufi, ia termasuk dalam deretan sufi-sufi besar. Sayyid Mahmud
Faidh al-Manufi menulis di dalam bukunya, Jamharat al-Aulia. bahwa
al-Bushiri tetap konsisten dalam hidupnya sebagai seorang sufi sampai
akhir hayatnya. Makamnya yang terletak di Iskandaria, Mesir, sampai
sekarang masih dijadikan tempat ziarah. Makam itu berdampingan dengan
makam gurunya, Abu Abbas al-Mursi.
ngaji bareng mbah & bolo konco www
>>>dosa akan terhapus &hilang dengan taubat... pahala akan lenyap dengan bermaksiat...
73 golongan umat Sayyidina Muhammad SAW...
Islam akan terpecah menjadi banyak golongan
“Akan ada segolongan umatku yang tetap atas Kebenaran sampai Hari Kiamat dan mereka tetap atas Kebenaran itu.” HR. Bukhari dan Muslim.
Rasulullah Saw lewat riwayat Jabir Ibnu Abdullah bersabda :
“Akan ada
generasi penerus dari umatku yang akan memperjuangkan yang haq,
kamu akan mengetahui mereka nanti pada hari kiamat, dan kemudian Isa bin
Maryam akan datang, dan orang-orang akan berkata, “Wahai Isa, pimpinlah
jamaa’ah (sholat), ia akan berkata, “Tidak, kamu memimpin satu sama
lain, Allah memberikan kehormatan pada umat ini (Islam) bahwa tidak
seorang pun akan memimpin mereka kecuali Rasulullah SAW dan orang-orang
mereka sendiri.”
Hadits tentang sejumlah 73 golongan yang terpecah dalam Islam
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Orang-orang
Yahudi terpecah kedalam 71 atau 72 golongan, demikian juga orang-orang
Nasrani, dan umatku akan terbagi kedalam 73 golongan.” HR. Sunan Abu Daud.
Dalam
sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan
khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata, “Rasulullah
SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata,
'Millah ini akan terbagi ke dalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk
neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah,
Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti
hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya
itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah)
maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.” HR. Sunan Abu Daud.
Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:"Yahudi
telah berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan di surga dan
70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72
golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang
jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya umatku ini pasti akan berpecah belah
menjadi 73 golongan, satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka."
Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau
menjawab: "Al Jamaah." HR Sunan Ibnu Majah.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang
Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah
kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu
Al-Jamaa’ah.” HR. Sunan Ibnu Majah.
“Bahwasannya
bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah
dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka
kecuali satu.” Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya:
“Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: ” Yang satu itu
ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan
sahabat-sahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Umatku
akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika
seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan,
seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah
menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan,
seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para
shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rasulullah Saw menjawab, “
Yang mengikutiku dan para sahabatku.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang
Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun
demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Demi
Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di
tangan-Nya, akan berpecah umatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk
Syurga dan yang lain masuk Neraka.” Bertanya para Sahabat: “Siapakah
(yang tidak masuk Neraka) itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab:
“Ahlussunnah wal Jamaah.”
Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi
menjadi 72 golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73
golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga,
mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang
mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa
nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah,
maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab!
Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…” HR.Musnad Imam Ahmad.
Umat Islam terpecah menjadi 7 golongan besar yaitu:
1. Mu'tazilah,
yaitu kaum yang mengagungkan akal pikiran dan bersifat filosofis,
aliran ini dicetuskan oleh Washil bin Atho (700-750 M) salah seorang
murid Hasan Al Basri.
Mu’tazilah memiliki 5 ajaran utama, yakni :
- Tauhid. Mereka berpendapat :
- Sifat Allah ialah dzatNya itu sendiri.
- al-Qur'an ialah makhluk.
- Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia bukanlah Ia.
- Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada manusia sesuai perbuatannya.
- Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi pahala pada muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang jahat.
- Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha yang membuatnya berpisah dari gurunya, bahwa mukmin berdosa besar, statusnya di antara mukmin dan kafir, yakni fasik.
- Amar ma’ruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan yang tercela). Ini lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.
Aliran
Mu’tazilah berpendapat dalam masalah qada dan qadar, bahwa manusia
sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Manusia dihisab berdasarkan
perbuatannya, sebab ia sendirilah yang menciptakannya.
Golongan Mu'tazilah pecah menjadi 20 golongan.
2. Syiah,
yaitu kaum yang mengagung-agungkan Sayyidina Ali Kw, mereka tidak
mengakui khalifah Rasyidin yang lain seperti Khlifah Sayyidina Abu
Bakar, Sayidina Umar dan Sayyidina Usman bahkan membencinya. Kaum ini di
sulut oleh Abdullah bin Saba, seorang pendeta yahudi dari Yaman yang
masuk islam. Ketika ia datang ke Madinah tidak mendapat perhatian dari
khalifah dan umat islam lainnya sehingga ia menjadi jengkel. Golongan Syiah pecah menjadi 22 golongan dan yang paling parah adalah Syi'ah Sabi'iyah.
3. Khawarij,
yaitu kaum yang sangat membenci Sayyidina Ali Kw, bahkan mereka
mengkafirkannya. Salah satu ajarannya Siapa orang yang melakukan dosa
besar maka di anggap kafir. Golongan Khawarij Pecah menjadi 20 golongan.
4. Murjiah.
- Al-Murji’ah meyakini bahwa seorang mukmin cukup hanya mengucapkan “Laailahaillallah” saja dan ini terbantah dengan pernyataan hadits bahwa dia harus mencari dengan hal itu wajah Allah, dan orang yang mencari tentunya melakukan segala sarananya dan konsekuensi-konsekuensi pencariannya sehingga dia mendapatkan apa yang dia cari dan tidak cukup hanya mengucapkan saja. Jadi menurut al-murji’ah bahwa cukup mengucapkan “Laailahaillallah” dan setelah itu dia berbuat amal apa saja tidak akan mempengaruhi keimanannya, maka ini jelas bertentangan dengan hadits “dia mencari dengan itu wajah Allah”, maka ini adalah bentuk kesesatan al-murji’ah.
- Al-Mu’tazilah dan Al-Khawarij meyakini bahwa seorang yang melakukan dosa-dosa besar kekal didalam api neraka, dan ini terbantah dengan sabda Rasulullah “sesungguhnya Allah mengharamkan atas api neraka orang yang mengucapkan Laailahaillallah”. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwasanya pengharaman api neraka membakar orang-orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” itu ada dua, pertama pengharaman secara mutlak dan ini bagi orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” dengan mendatangkan seluruh syarat-syaratnya, konsekuensi-konsekuensinya dan kandungan-kendungannya sehingga dia terlepas dari syirik besar, syirik kecil dan perbuatan-perbuatan dosa besar, kalaupun dia terjatuh kepada perbuatan dosa maka dia bertaubat dan tidak terus menerus diatasnya, maka orang yang sempurna tauhidnya seperti ini diharamkan api neraka untuk membakarnya secara mutlak, yakni dia tidak disentuh oleh api neraka sama sekali. Kemudian yang kedua, yaitu pengharaman yang tidak mutlak dan bersifat kurang, yang dimaksud yaitu pengharaman untuk kekal didalam api neraka, ini bagi orang-orang yang kurang tauhidnya sehingga dia terjatuh kedalam syirik kecil atau dosa-dosa besar yang dia terus menerus didalamnya, maka orang yang demikian ini diharamkan atas api neraka untuk membakarnya dalam jangka waktu yang kekal selama dia belum mengugurkan tauhidnya ketika didunia. Oleh karena itu pendapat al-mu’tazilah dan al-khawarij yang menyatakan bahwa pelaku dosa besar kekal didalam api neraka, ini adalah pendapat yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah.
- Tidak ada dzikir yang lebih utama didunia ini kecuali “Laailahaillallah”.
- Salah satu sebab dikabulkannya doa adalah dengan menggunakan sifat Allah dan nama-Nya, secara khusus memanggil Allah dengan uluhiyah-Nya, meminta dan berdoa kepada Allah dengan menyebutkan rububiyah-Nya.
“Laailahaillallah”
merupakan dzikir dan doa, disebut dengan doa karena orang yang
mengucapkan “Laailahaillallah” mengharapkan ridha Allah dan ingin sampai
kepada surga-Nya.
Golongan Murjiah pecah menjadi 5 golongan.
5. Najariyah, Kaum yang menyatakan perbuatan manusia adalah mahluk, yaitu dijadikan Tuhan dan tidak percaya pada sifat Allah yang 20. Golongan Najariyah pecah menjadi 3 golongan.
6. Al Jabbariyah,
Kaum yang berpendapat bahwa seorang hamba adalah tidak berdaya apa-apa
(terpaksa), ia melakukan maksiyat semata-mata Allah yang melakukan. Golongan Al Jabbariyah pecah menjadi 1 golongan.
7. Al Musyabbihah / Mujasimah, kaum yang menserupakan pencipta yaitu Allah dengan manusia, misal bertangan, berkaki, duduk di kursi. Golongan Al Musyabbihah / Mujasimah pecah menjadi 1 golongan.
Dan satu golongan yang selamat adalah Ahli Sunah Wal Jama'ah.
Ahli Sunah wal Jama'ah.
1. Pengertian.
Secara
etimologi Ahli adalah kelompok/keluarga/pengikut. Sunah adalah
perbuatan-perbuatan Rasulullah yang diperagakan beliau untuk menjelaskan
hukum-hukum Al Qur'an yang dituangkan dalam bentuk amalan. Al Jama'ah
yaitu Al Ummah ( Al Munjid) yaitu sekumpulan orang-orang beriman yang di
pimpin oleh imam untuk saling bekerjasama dalam hal urusan yang
penting.
Menurut istilah Ahli Sunah
wal Jama'ah adalah sekelompok orang yang mentaati sunah Rasulullah
secara berjama'ah, atau satu golongan umat islam di bawah satu komando
untuk urusan agama islam sesuai dengan ajaran Rasulullah dan para
sahabatnya.
2.Syarat terbentuknya Al Jama'ah.
Secara singkat telah diterangkan oleh Sayyidina Umar RA:
" Tidak ada islam kecuali dengan jama'ah, Tidak ada jama'ah kecuali
dengan imam, Tidak ada imam kecuali dengan Bai'at, Tidak ada bai'at
kalau tidak ada taat.
Dan bai'at
bukanlah syahadat, sebagaimana yang diyakini oleh mereka yang salah, dan
apalagi dengan pengkafiran diluar kelompok tersebut.
3. Terpeliharanya Islam.
Dalam
masa-masa kerusakan islam Allah menunjukkan kasih sayangnya dengan
membangkitkan para mujadidnya setiap 100 tahun sekali yang meluruskan
kembali pemahaman ajaran Rasul sesuai dengan kebutuhan pemahaman mereka
saat itu hingga turunnya masa imam Mahdi.
ngaji bareng mbah & bolo konco www...
Dosa dan pahala... keduanya akan selalu menyertai kita...
Ya'juj Dan Ma'juj
Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau.
Maka Sam a.s segera datang menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak datang karena lebih memilih berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) kemudian melahirkan anak bernama Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil. Ketika dilahirkan, keluar sekaligus anak-anak dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil seperti liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.
Selain wujudnya
yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj mempunyai nafsu makan yang melebihi
normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan
itu akan berhenti tumbuh sampai kemudian mati. Demikian pula bila minum
air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga
banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat
di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan
dan air.
Karena interaksi sosial
yang tidak kondusif akibat masalah yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj
ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah
gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits
lainnya, yang antara lain meliputi bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi
dan Turk di wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam.
Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara
serentak bersama-sama ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum
tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya, mereka mampu
menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek dibandingkan
oleh manusia normal. Bagi golongan raksasa karena mereka mampu melangkah
dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput adalah karena
sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga bila
berjalan sangat cepat seperti meluncur bersama angin.
Pada
puncak keresahan masyarakat pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus
salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman (tetapi bukan termasuk ras
negro) dengan dua benjolan kecil (tidak bertulang tanduk) di kedua sisi
keningnya yang sebenarnya lebih sering tak tampak karena tertutupi oleh
surbannya yaitu Dzul Qarnain untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj
yang telah menimbulkan kerusakan alam yang akan terus bertambah luas.
"Berilah
Aku potongan-potongan besi," hingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah dzulqarnain,"Tiuplah (api
itu)," Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun
berkata,"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas
besi panas itu." -Al Kahfi: 96-
Sesuai
petunjuk Allah, Dzul Qarnain kemudian mengajak masyarakat di sekitar
lokasi tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj untuk bersama-sama membuat
dinding tembaga dan besi yang akan menutup satu-satunya lubang keluar
masuk mereka. Setelah selesai, masyarakat yang sebelumnya tinggal di
dekat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang sudah kering tanpa
air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih layak untuk
di huni.
"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya." -Al Kahfi: 97-
Ya’juj
dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam
tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya karena mereka
tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti
tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini mampu membuat
bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap
kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya seperti semula.
Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah
menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat
terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh
masyarakat Ya’juj dan Ma’juj.
"Dzulqarnain
berkata,"Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah
datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji
Tuhanku itu adalah benar." -Al Kahfi: 98-
Allah SWT juga mewahyukan kepada Dzul Qarnain bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.
Allah SWT juga mewahyukan kepada Dzul Qarnain bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.
"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." -Al Anbiyaa: 96-
Mereka
berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari
akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk
keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan
kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini." Namun keesokkan
harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas
kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk
membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi
berulang-ulang. Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah
membuat lubang kecil pemimpin mereka berkata,“InsyaAllah, Besok kita
lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari
sini.” Maka keesokan paginya lubang kecil itu masih tetap ada, kemudian
terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan
masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama
ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun
bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat
yang dapat mereka jangkau di bumi.
Pada
saat Ya'juj dan Ma'juj menyerang pada saat mendekati kiamat nanti dan
saat itu masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di
sebuah gunung (tur). Nabi Isa dan Umat muslim lalu bersama-sama berdoa
kepada Allah agar terhindar dari masalah akibat perbuatan Ya’juj dan
Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba
menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang langsung
mengakibatkan kematian mereka secara serentak. WaAllahu 'Alam.
ngaji bareng mbah dan bolo konco www...
ngaji--- nafsu...
menuju ujungpangkah...
Total Pageviews
clocklink, waktu...
iman islam taqwa
Tempatkanlah dirimu sejajar dengan semua makhluqNYA,
jangan engkau menempatkan posisi dirimu diatas atau dibawah manusia lainnya...
Berusahalah agar kehadiranmu bermanfaat buat dirimu sendiri, juga bermanfaat bagi sekelilingmu, karena sebaik baik manusia adlah mereka yang memberikan manfaat bagi manusia lainnya,
Karena yang menentukan tinggi dan rendahnya derajat kemuliaan kita dihadapanNYA adalah ketaqwaan kita...
jangan engkau menempatkan posisi dirimu diatas atau dibawah manusia lainnya...
Berusahalah agar kehadiranmu bermanfaat buat dirimu sendiri, juga bermanfaat bagi sekelilingmu, karena sebaik baik manusia adlah mereka yang memberikan manfaat bagi manusia lainnya,
Karena yang menentukan tinggi dan rendahnya derajat kemuliaan kita dihadapanNYA adalah ketaqwaan kita...
iman ---> sabar & syukur
siapa yang menanam ia akan menuai hasil...
sekecil apapun amal kebaikan kita, ia pasti kembali kepada kita,
dan begitu juga dengan amal keburukan yang kita lakukan, sebelum menghapus amal keburukan dengan amalan kebaikan, kejelekan & kejahatan kita akan senantiasa memberatkan dan menyiksa sepanjang kehidupan kita...
sekecil apapun amal kebaikan kita, ia pasti kembali kepada kita,
dan begitu juga dengan amal keburukan yang kita lakukan, sebelum menghapus amal keburukan dengan amalan kebaikan, kejelekan & kejahatan kita akan senantiasa memberatkan dan menyiksa sepanjang kehidupan kita...
Followers
Labels
cpns 2014 test
(8)
hati akal nafsu
(4)
kata-kata
(4)
sholat ku
(4)
cahaya
(3)
pedoman hidup
(3)
Baitullah
(2)
Ngaji... ngaweruhi jiwo...
(2)
Vertikal - horizontal
(2)
belajar seumur hidup
(2)
dunia akhirat
(2)
dunia-akhirat
(2)
Baik dan buruk
(1)
Menjemput bahagia
(1)
Pengadaan PNS / ASN Tahun anggaran 2013
(1)
Pertimbangan Pertentangan
(1)
Qur'an - Nuzulul Qur'an - Lailatul qodar
(1)
Shollu 'alan nabi SAW
(1)
Tawakal atas usaha yang telah kita kerjakan
(1)
anakku...
(1)
cinta-ridloNYA
(1)
dajjal-- penyamar-- pembohong..
(1)
do'a perjuangan tawakall
(1)
dosa-pahala
(1)
ibadah
(1)
ibadah-ikhtiar
(1)
jembatan gresik sembayat
(1)
kita dan DIA
(1)
my energy
(1)
nasehat kebahagiaan..
(1)
romadlon 1435-2014
(1)
sabar-syukur
(1)