anakku bukan milikku,
anakku adalah milik kehidupan yang dititipkan padaku...
ia hidup dizaman yang berbeda dengan zamanku...
anakku hidup dengan keadaan zaman yang lebih berat dari zamanku...
Khalifah
Harun al-Rasyid berkata kepada guru anak-anaknya.
“Amirul Mukminin
telah mempercayai kamu dengan segala senang hati,
maka bertanggung
jawablah atas anak ini dan jadikanlah ia agar mematuhimu. Ajarkanlah
kepadanya al-Quran, berilah ia pengetahuan dan penerangan, ajarkanlah
kepadanya cara membaca dan menghafal syair, jelaskan padanya sunah Nabi,
ajari ia berpidato dan cara mengakhirinya, jangan perbolehkan ia
tertawa kecuali bila ada sebabnya. Lebih-lebih jangan biarkan satu jam
berlalu tanpa kamu berikan satu pelajaran kepadanya. Tetapi janganlah
engkau melampaui batas sehingga ia bosan dan lelah. Janganlah kamu
biarkan ia menganggur.
Disiplinkan ia sedapat mungkin tetapi dengan
ketulusan dan kasih sayang”.
Beberapa
hadis Rasulullah s.a.w. mengungkapkan beberapa prinsip pendidikan anak,
antaranya: “Muliakan anak-anakmu dan ajarkan kepadanya adab (akhlak)…
Seseorang yang memberikan disiplin kepada anaknya lebih baik daripadanya
memberi wang setiap hari… Bermain-mainlah dengan anakmu hingga ia
berumur 7 tahun,
kemudian latihlah untuk berdisiplin untuk 7 tahun
berikutnya,
setelah itu biarkanlah ia tidak bergantung kepadamu lagi”.
Dalam
sebuah hadis Rasulullah s.a.w. bersabda bermaksud:”Didiklah
anak-anakmu, kerana mereka dilahirkan untuk suatu waktu yang bukan
waktumu”.
ngaji bareng bolo konco
>>> http://surausmm.blogspot.com/2009/05/anak-yang-soleh-adalah-tanaman-harum.html